menu

Selasa, 27 Desember 2016

Catatan Pendidikan Berbudaya

PENDIDIKAN Yang Berbudaya
By: Khoiruzadi

TIDAK terasa Republik Indonesia sudah berusia 71 tahun. Sebuah perjalanan panjang bangsa. Membangun kejayaan bangsa yang semakin lama semakin redup tergerus arus globalisaasi. Jati diri bangsa semakin luntur. Perubahan terjadi di segala bidang termasuk  pendidikan. Jika kita tidak mampu mengelola perubahan itu dengan baik, maka secara otomatis kita akan terpengaruh. Perubahan tersebut adalah mengenai tujuan pendidikan kita.
Pendidikan di Indonesia atau yang biasa disebut Pendidikan Nasional merupakan pendidikan berwawasan pancasila yang berakar pada nilai agama, budaya dan peka terhadap perkembanagan zaman. Sebagaimana tercantum dalam UU sistem Pendidikan Nasional Nomor 2 tahun 2003 bahwa fungsi pendidikan nasional adalah mengembangkan kemampuan dan membentuk watak, serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta tanggung jawab.
Sedangkan menurut Ki Hajar Dewantara, pendidikan merupakan upaya untuk memajukan perkembangan budi pekerti yang terintegrasi (batin, intelegensi, dan tubuh) untuk memajukan kesempurnaan hidup selaras alam dan masyarakat. Di sini dapat dimengerti bahwa pendidikan dan kebudayaan merupakan dua mata rantai yang tidak bisa dipisahkan.
Tetapi pada kenyataannya, pendidikan selalu dikaitkan dengan keberhasilan dan kesuksesan. Orang berlomba-lomba untuk menempuh pendidikan yang tinggi untuk mencari pekerjaan yang layak. Punya rumah besar, mobil mewah dan harta melimpah. Agaknya ini yang membuat karakter bangsa mulai luntur. Mereka mengagung-agungkan kecerdasan yang mereka miliki. Mereka menghalalkan segala cara untuk mendapatkan apa yang diinginkan. Tak jarang kita temui para elite politik dan cendikiawan melakukan korupsi dengan sadar dan tanpa malu sedikit pun.
Lalu apa yang salah dari bangsa Indonesia? Secara umum tampaknya tidak ada masalah bahkan bangsa ini cukup banyak menampilkan orang orang yang cerdik dan pandai. Manusia Indonesia tidak bermasalah dengan IQ dan otaknya, tetapi tampaknya tidak demikian dengan hati nurani yang mencerminkan karakter dan jati dirinya. Karakter bangsa Indonesia yang terkenal ramah tamah, sopan santun dan gotong royong berubah menjadi penampilan preman yang bengis dan beringas yang tega pada sesamanya, yang tidak peduli lagi dengan nasib bangsanaya.
"When Character is lost, everything is lost," demikianlah pesan pepatah bijak, bahwa korupsi di negeri ini bukan dilakukan oleh mereka yang tidak berpendidikan, bukan pula oleh mereka yang tidak beragama, dan bukan pula oleh mereka yang tidak mempunyai kedudukan, tetapi oleh mereka yang tidak mempunyai karakter lagi. Pendidikan boleh tinggi, kedudukan boleh terhormat, tetapi apabila mereka tidak mempunyai karakter yang baik, maka akan menjadi sia-sia.
Pendidikan di Indonesia adalah pendidikan yang berbudaya, bukan pendidikan yang kapitalis. Pendidikan di Indonesia mencetak generasi yang cerdas dan mempunyai karakter yang baik. Tujuan pendidikan kita adalah membudayakan manusia. Maka, tujuan pendidikan nasional memang tidak bisa tidak adalah untuk membudayakan manusia Indonesia sesuai dengan nilai nilai budayanya sendiri, sesuai dengan karakter dan jati dirinya.

Pendidikan yang berbudaya sebaiknya diterapkan sejak dini, ketika anak mulai masuk sekolah dasar. Pendidikan yang berbudaya bertujuan untuk membentuk karakter sejak dini. Pendidikan yang berbudaya misalnya mengajarkan pendidikan karakter yang baik. Nilai-nilai pendidikan karakter tersebut adalah jujur, religius, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demoktratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab. Sehingga, dengan adanya pendidikan berbudaya, diharapkan dapat mencetak generasi yang cerdas dan mempunyai watak baik serta berakhlakul karimah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar